Manusia
adalah kholifah (mandataris) Tuhan dimuka bumi yang berfungsi mewujudkan
kemakmuran universal (QS. Al-Hud ayat 61 ). Manusia indonesia seutuhnya adalah
manusia berwatak ruhani yang bertanggung jawab terhadap kemaslahatan masyarakat
dan bangsa indonesi.
Indonesia dianugerahkan oleh Tuhan sember
daya yang melimpah, alam yang subur dan laut lepas ayng kaya akan ragam ikan,
terumbu karang, mutiara, pantai yang indah, sawah membentang, ladang-ladang
denagn tanah subur, hutan yang lebat, rumput menghijau dah cirah hujan yang
cukup. Pada saat yang sama indonesia
rawan bencana alam seperti gunung berapi dan gempa bumi. Muslim indonesia yang
ingin menjalankan peran kekhalifahan itu tidak cukup dengan membaca mempelajari
Al-Qur’an, tidaklah cukup hanya dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an untuk
meyakini kekuasaan dan kebesaran Allah.
Kita sebagai warga negara berusaha
mempelajari, menggali, dan menciptakan temuan baru tentang cadangan sumber daya
yang tersembunyi, tidak hanya melihat pada persediaan yang tampak oleh mata.
Kekayaan indonesia dimobilisasi secara seimbang dan berkelanjutan sehingga
meenghasilkan nilai tambah tidak ada yang terbuang sia-sia. Lebih lanjut
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara kreatif dengan membangun jaringan
dan hubungan baik dengan orang lain. Dengan demikian, kekayaan alam yang
tersedia dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemakmuran rakyat.
Dari segi budaya, kita adalah bangsa
yang kaya denagn beragam suku bangsa dan etnik. Kewajiban kita bersama adalah
menggali menanamkan dan menyebar kearifan (budaya) lokal dalam kehidupan
kampus, peka terhadap gairah masyarakat kampus, untuk menyerap nilai-niali
islam dan menganggap islam sebagai elemen vital dalam perubahan sosial. Seorang intelektual adalah seorang yang
menaruh perhatian dengan perkembangan budaya bangsanya.
Manusia
indonesia yang seutuhnya seperti digambarkan diatas adalah manusia yang
diharapkan oleh bangsa indonesian itu sendiri. Dengan segala kekayaan alam yang
berlimpah dinegeri kita indonesia kita harus bisa memanfaatkannya dengan
sebijaksana mungkin. Dan harus menyeimbangkan perhatian kita baik kepada sesama
manusia, sesama makhluk atau kepada Allah.
Sumber : Buku Lsp UNTIRTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar