Kamis, 22 Desember 2016

Jati Diri Manusia


Dari berbagai sudut pandang yang digunakan kita dapat menyimpulkan bahwa manusia adalah roh yang berjalin dengan jasad, ia merupakan entitas berpikir. Tanpa roh manusia itu mati sebaliknya kehidupan terjadi ketika roh “ditiupkan” Allah kedalam jasad pada saat manusia berada dalam fase janin dalam kandungan selanjutnya manusia tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasayang dipengaruhi oleh faktor biologis (jasad), proses kognitif (akal pikiran), dan sosial emosional.
            Makna Al-Qur’an surat As-sajadah ayat 7-9 tentang asal usul manusia yang artinya “ Allah memulai penciptaan manusia dari tanah kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. Kemudian Dia menjadikannya sempurna dan meniupkan kedalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan kamu pendengaran , penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” Ayat ini menguraikan dengan jelas bahwa manusia terdiri dari unsur hati, jiwa, pikiran, pancaindera dan tubuh. Kemudian diutup dengan kalimat yang menyentak hati dan pikiran kita “kamu sedikit sekali bersyukur.”
            Kemudian kita mengaitkannya dengan Al-Qur’an surat Al-lukman ayat 12 yang artinya “sesungguhnya Kami berikan hikmat kepada Luqman yaitu : “ bersyukurlah kepada Allah. Barang siapa bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya ia bersyukur pada dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha terpuji.” Intinya bahwa syukur merupakan kunci kesuksesan seseorang. Syukur berarti menjaga, memelihara, dan memanfaatkan segala nikmat yang Allah berikan untuk peningkatan kualitas hidup diri, keluarga dan masyarakatnya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
            Manusia bukan hanya tubuh dan jiwa, manusia memiliki akal pikiran yang harus diasah melalui pendidikan dan memberdayakan. Kecerdasan akal diperoleh dan dikembangkan melalui kegiatan belajar dan mengajar.  Oleh karena itu Islam memerintahkan individu untuk senantiasa selalu belajar membaca, membaca dan menulis. Secara filosofis yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan berpikir dan mengembangkan ilmu. Inilah juga yang menjadi alasan diangkatnya Nabi Adam sebagai Khalifatullah dimuka bumi. Allah mengajarkan kepada Nabi Adam semua simbol atau nama dari alam raya (QS. Al-Baqarah ayat 2). Allah juga mengajarkan kepada Nabi Daud teknologi baja untuk pertahanan militer (QS. Al-Anbiya ayat 80). Allah mengajarkan kepada manusia Al-Qur’an dan bahasa (QS. Ar-Rohman ayat 1-4). Allah mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga akal manusia menjadi aktif dan cerdas, akal cerdas ditandai dengan kemampuan memecahkan masalah secara tepat denagn analisis yang akurat.
                Jadi menurut saya manusia itu adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dari makhluk Allah yang lainnya karena mausia diberikan akal pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain. Untuk itu kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah dan mengembangkan akal pikiran itu dengan terus belajar dan belajar.


Sumber : Buku lsp UNTIRTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar