Nerang
river yang berkelok-kelok denagn airnya yang jernih bagaikan lukisan alam yang
mempercantik kota Gold Coast. Tidak ada sampah menumpuk di sungai dan tidak ada
bau comberan seperti bau sungai kebanyakan di Jakarta. Sepanjang sungai Nerang
River banyak berdiri rumah pribadi maupun rumah yang disewakan untuk tempat
penginapan. Tepian sungai itu memang menjad tempat favorit bagi warga Gold
coast untuk mendirikan rumah, sesuai dengan konsep penataan kota di tepian air ( waterfront city ), letak rumah di
Nerang River semua menghadap ke sungai.
Tidak
ada satu rumah pun yang membelakangi sungai, kalau warga Gold coast mau
mengkombinasikan rumah biasanya mereka membangun rumah dengan dua teras, yang
satu menghadap ke jalan yang satu lagi menghadap ke sungai.
Dalam tata ruang kota di negara maju, sungai
di anggap sebagai “halaman depan” sebuah rumah. Denagn konsep seperto itu
setiap pemilik rumah seperti diwajibkan untuk memperlakukan sungai secara
terhormat. Dengan penegakkan hukum yang kuat sungai tidak lagi digunakan
sebagai tempat pembuangan sampah. Pendek kata, sungai buka merupakan bagian
yang ahrus disembunyikan dari sebuah penataan kota sebaliknya, di Jakarta
banyak sungai ataupun anak sungai yang tiba-tiba mneghilang karena tertututp
oleh bangunan gedung tinggi. Warga juga banyak menutup sungai dengan beton
kemudian mendirikan rumah diatasnya, anak-anak sungai akhirnya berubah menjadi
got-got kecil bahkan menjadi mampet sekali.
Di
Gold coast atau megara lain seperti Singapura, sungai tetap di jaga
keutuhannya. Dengan peraturan yang ketat bantaran sungai tidak bisa diokupasi
oleh orang-orang yang memiliki kepentingan. Sepanjang bantaran sungai banyak
dijadikan jalur hijau. Untuk melestarikan sungai dibuatlah pedestrian atau
jalan yang bisa diakses semua orang.
Sumber
: Buku Geografi karya Samadi, S. Pd., M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar