Minggu, 01 Januari 2017

Padi Hibrida


            Benih varietas unggul memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi padi nasional. Hampir 80% areal sawah di Indonesia telah ditanami varietas unggul. Akan tetapi, sayangnya potensi varietas padi itu belum mampu ditingkatkan secara nyata. Malahan laju peningkatan produksi padi dalam beberapa tahun terakhir cenderung melandai dan mengalami stagnasi. Mengapa demikian?. Terbatasnya kemampuan genetik varietas padi yang tersedia untuk berproduksi lebih tinggi diduga menjadi penyebabnya. Para petani saat ini umumnyaa menggunakan jenis Inbrida yaitu padi yang benihnya diperoleh melalui persilangan biasa seperti cisadane, IR64, Membrano, Maros dan Ciherang.
            Untuk menerpbos stagnasi potensia hasil tersebut dilakukan pendekatan baru dalam proses perakitan melalui padi tipe baru dan Hibrida. Khusus padi Hibrida, teknologi yang dipakai memanfaatkan pengaruh ketegaran heterosis dengan varietas padi yang ada. Pembentukkan padi ini melibatkan galur jantan Sitiplasmik, galur potensial, dan galur pemulih kesuburan.
            Dalam perkembangan teknologi perpadian Cina, India, dan Vietanam telah lebih dulu mampu mengembangkan padi hibrida, sedangkan di Indonesia pengembangan padi hibrida baru dilakukan pada tahun 1984 di Balitpa, Sukamandi. Ketika itu awalnya peneliitan hanya difokuskan pada evaluasi varietas hibrida introduksi dan galur-galur induk dari cina dan beberapa negara lain. Baru tahun  1998 penelitian padi jenis itu ditingkatkan dengan melaksanakan seluruh rangkaina proses pemulihan sehingga mulai tahin 2001 penelitian lebih diintensifkan, melibatkan disiplin ilmu pemuliaan agronomi, dan fisiologi maupun hama atau penyakit tanaman.
            Untuk meningkatkan kualitas padi di Indonesia kita sebagai generasi muda harus mencoba meneliti dan mengembangbiakkan perpadian di Indonesia. Di indonesia sendiri perpadian adalah salah satu sektor penting dalam masyarakat untuk mempertahankan kehidupan bangsa.


Sumber : Buku paket Bahasa Indonesia karya Dr. Andoyo sastromiharjo, M. Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar